Hari ini Sabtu, 20 Juni 2009 adalah hari pengumuman kelulusan UN pada MTs/SMP dan MI/SD. Tingkat angka tidak lulus di Kab. Pati relatif kecil, yaitu rata-rata kurang dari 1 persen. Kecilnya angka ketidak lulusan ini apakah menunjukkan kualitas yang bagus ataukah ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya ada kecurangan dalam Ujian. Wallahu A'lam.
Namun kiranya sudah menjadi rahasia umum, bahwa banyak sekali sekolah yang menyikapi tingginya kriteria kelulusan ini dengan berbagai macam trik. Mulai dengan berusaha mencari bocoran soal sampai dengan mengoplos tempat duduk anak. Walhasil hampir seluruh siswanya mampu lulus. Kendati jika si anak diajukan pertanyaan yang serupa ternyata tidak bisa menjawab. Jika demikian siapakah yang salah? Pemerintah ataukah Guru?
Kecurangan dalam UN ataupun UASBN seperti sudah bukan barang asing lagi. Bagaimanapun juga, nilai UN ataupun UASBN yang dijadikan sebagai standar kelulusan sebetulnya tidaklah produktif. UN maupun UASBN ini malahan seperti membuang-buang biaya tanpa hasil nyata yang memadai. Semakin tinggi batas kelulusan maka akan semakin licin pula kecurangan yang dilakukan.
Image yang sudah terbentuk dalam masyarakat pada waktu lampau, bahwa setiap ujian pasti lulus akan sulit sekali dikikis. Akibatnya, sekolah yang tinggi angka ketidak lulusannya maka angka prosentase akan ditinggalkan para murid juga tinggi. Untuk menjaga minat bersekolah para muridnya maka sekolah menempuh jalan yang penuh dengan kecurangan tersebut.
Di sisi lain, andaikata tidak ada Ujian Negara sebagai standar kelulusan nasional lalu bagaimana bisa mengetahui kualitas pendidikan secara nasional. Suatu dilema yang sangat membingungkan laksana buah simalakama. Namun kendati situasi pada umumnya yang sedemikian rusaknya, kami segenap keluarga besar MI Tanggel Winong Pati tetap berbangga hati dengan nilai rata-rata UASBN berjumlah 21 dari 3 mapel.
Kami tetap besar hati dan bangga sebab kami sama sekali tidak melakukan kecurangan dalam UASBN.
Lulus dalam Kecurangan
on