Senin, 01 Juni 2009

UASBN maupun UAM selesaisudah semuanya, tinggallah kenangan dan cerita-cerita tentang seputar proses UASBN, maupun UAM.
2 tahun terakhir ini ujian di tingkat SD/MI adalah Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional atau UASBN. Nilai dalam UASBN ini nantinya digunakan sebagai salah satu indikator penting dalam kelulusan siswa sekaligus sebagai persyaratan melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Pelaksanaan UASBN ini dilakukan dengan pengawasan silang antar SD dan MI. Guru dari SD akan mengawasi di MI, demikian juga sebaliknya guru MI akan mengawasi di SD. Sedangkan koreksinya adalah melalui LJK yaitu dengan memberikan tanda silang pada LJK.
Nilai dari UASBN ini juga menjadi salah satu indikator penting bagi kualitas sekolah. Sebab nilai UASBN ini murni dan tidak akan dapat diubah oleh sekolah. Oleh sebab itu mata pelajaran yang masuk UASBN menjadi mapel yang sangat penting dan mendapat perhatian yang lebih dari tiap-tiap SD/MI. Dari sinilah muncul beberapa komentar daru guru SD yang mengawasi di MI.

Komentar-komentar yang berhasil kami antara lain :
1. Guru MI yang mengawasi UASBN dianggap kejam dan tidak toleran. Komentar ini muncul dikarenakan pada umumnya pengawas dari MI akan menegur anak yang menyonyek maupun yang sedang bekerjasama. Selain itu soal ujian tidak diperbolehkan dipinjam oleh guru sekolah penyelenggara. Ya ... begitulah jika mau jujur dan menerapkan peraturan sesuai dengan aturannya, malah dianggap salah, aneh.
2. Anak-anak MI pelit dan sombong. Hal ini dikarenakan anak-anak MI tidak mau bekerjasama dengan temannya apalagi menyontek. Meskipun dari pengawas terutama pengawas dari guru SD sudah memerintahkan untuk saling bekerjasama, namun anak-anak MI tetap kukuh dengan pekerjaannya sendiri. Mereka tidak mau bekerjasama dengan teman-temannya.
Wajar saja, sebab kondisi seperti di MI tersebut jauh berbeda dengan kondisi di SD. Anak-anak di SD sudah dibekali oleh gurunya supaya saling bekerjasama. Anak yang pandai ditugasi untuk menjadi narasumber temannya yang kurang. Dengan demikian hasil ujian akan memuaskan dan tidak mengecewakan. Jadi wajar saja jika pengawas dari SD tersebut tercengang-tercengang dengan kondisi di MI yang sedemikian rupa.
3. Ternyata keadaan di MI tidak semengerikan yang diceritakan. Banyak suara-suara yang dihembuskan dari beberapa pihak yang tidak suka dengan keberadaan MI, salah satunya adalah snack yang disediakan di MI itu hanya ala kadarnya saja. Namun pada kenyataannya, snack yang disediakan cukup representatif dan menu selalu berubah setiap harinya.
4. Pengawas dari SD sangat tepat waktu. Itulah fenomena, entah karena mengawasi di MI ataukah karena memang seperti itu kami tidak tahu. Tapi memang benar, mereka sangat awal sekali datang ke sekolah. Jam 6.15 mereka sudah sampai di MI, sedangkan kami jam 6.30 baru datang. Wow inilah yang sepatutnya kita tiru.